corporate-news | 22 12 2020
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., pengelola jaringan ritel Alfamart mendapatkan penghargaan “Apresiasi Pendidikan Vokasi Kepada Dunia Usaha dan dunia Industri” dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan oleh Direktur Mitras DUDI, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kemendikbud, Ahmad Saufi diterima oleh Human Capital Director Alfamart, Tri Wasono Sunu di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Diserahkan pada kegiatan Indonesia Vocational Outlook dengan pembicaranya antara lain Menteri Pendidikaan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Keebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki.
Demi mendorong kontribusi industri pada pendidikan vokasi, pemerintah pun menyiapkan insentif Super Tax Deduction. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam sambutannya mengatakan super deduction tax dapat memacu industri untuk berperan aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia, sehingga tidak ada keluhan tenaga kerja yang ada tidak siap pakai.
"Mohon jangan disia-siakan dan marilah kita mentransformasi relevansi dari pendidikan kita untuk menciptakan ekosistem yang jauh lebih fleksibel. Dimana perbatasan antara industri dan pendidikan mulai melunak menjadi ekosistem pendidik, dosen, siswa berkolaborasi untuk mencapai sdm unggul," katanya.
Penghargaan “Apresiasi Pendidikan Vokasi Kepada Dunia Usaha dan dunia Industri” tersebut diberikan kepada Alfamart atas keberhasilan program Alfamart Class yang telah berhasil menjadikan lulusan siswa-siswi vokasi menjadi tenaga kerja siap pakai di industri ritel modern.
Alfamart Class adalah program kerja sama antara Alfamart dengan SMK terpilih untuk mendidik siswa menjadi lulusan yang siap bekerja dengan tetap mengacu pada peraturan dan ketentuan pendidikan nasional. Tujuannya adalah menciptakan sumber daya manusia yang siap bekerja sekaligus berkarir di di Alfamart dan anak perusahaan.
Human Capital Director Alfamart, Tri Wasono Sunu mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh industri ritel adalah calon tenaga kerja yang belum memenuhi kompetensi sesuai kebutuhan industri, terutama dari lulusan SMK.
“Terjadi mismatch antara lulusan sekolah dengan kebutuhan industri yakni tidak siap bekerja dan tidak siap secara kompetensi, sedangkan kebutuhan karyawan cukup tinggi dan cepat. Untuk itulah kami membuat link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha atau industri, sehingga materi yang siswa dapatkan sudah sesuai dengan dunia kerja nanti,” tambahnya.
Siswa pada Alfamart Class ini mendapatkan materi pedidikan di bidang ritel modern antara lain pengetahuan produk, persediaan produk, administrasi penjualan, transaksi penjualan, pelayanan pelanggan, kerja sama tim dan orientasi pada prosedur kerja. Manfaat lain adalah lulusan Alfamart Class bisa langsung menjadi karyawan Alfamart dengan percepatan karir.
“Selain itu kita hibahkan juga laboratorium ritel modern kepada tiap SMK yang bekerja sama, agar semakin melengkapi kompetensi dan skill dari peserta didik Alfamart Class,” jelas Sunu.
Hingga kini sebanyak 215 SMK berbagai kota/ kabupaten di Indonesia telah bekerja sama. Dengan 14.597 siswa aktif yang mengikuti pendidikan dan sudah 2376 alumni Alfamart Class yang terserap bekerja di Alfamart ataupun anak perusahaannya.
Baca juga : Grand Opening Bright by Alfamart, Kolaborasi Pertamina dengan Alfamart Manjakan Pelanggan SPBU